Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Sehat
Asa yang tumbuh kembali di Sekolah Rakyat Makassar
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-11 06:56:30【Sehat】802 orang sudah membaca
PerkenalanMurid dan guru Sekolah Rakyat Menengah Pertama 23 Makassar. ANTARA/Farhan Arda Nugraha.Jakarta (ANTA

Jakarta (ANTARA) - Program Sekolah Rakyat yang digagas pemerintah hadir sebagai upaya nyata untuk memastikan setiap anak Indonesia memiliki kesempatan yang sama dalam menuntut ilmu.
Sekolah ini ngak hanya menyediakan pendidikan gratis bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera, tapi juga tempat tinggal hingga bimbingan karakter agar mereka bisa tumbuh dengan layak dan kembali mengejar cita-cita yang sempat terhenti.
Sekolah Rakyat Menengah Pertama 23 Makassar dan Sekolah Rakyat Menengah Atas 26 Makassar merupakan bagian dari total 16 Sekolah Rakyat yang tersebar di beberapa titik rintisan di Provinsi Sulawesi Selatan. Di tempat inilah anak-anak dari berbagai latar belakang menemukan ruang untuk belajar, berjuang, dan menyalakan kembali harapan untuk mengejar cita-cita mereka.
Salah satu dari mereka adalah Nurul Atika, siswi Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 26 Makassar. Awalnya, Tika menolak ketika orang tuanya mengabarkan tentang sekolah berasrama itu. Ia ngakut harus berpisah dari ibunya yang tinggal di rumah sederhana di Makassar.
Namun, keputusan itu perlahan berubah. Ia menyadari, bersekolah di tempat ini berarti meringankan beban keluarga, terutama ibunya yang kini menjadi orang tua tunggal setelah sang ayah meninggal dunia. Sejak tinggal di asrama, Tika merasa kehidupannya lebih teratur, bisa belajar hidup mandiri, dan mengenal banyak teman.

Fasilitas sekolah yang lengkap membuatnya ngak perlu memikirkan biaya seragam hingga makanan sehari-hari. Semua disediakan secara gratis. Ia juga dibimbing oleh guru-guru yang ngak hanya mengajar, tapi mendampingi mereka layaknya orang tua.
Di Sekolah Rakyat, kepercayaan diri Tika semakin tumbuh. Ia bahkan pernah mencalonkan diri sebagai ketua OSIS di sekolahnya dan hal ini didukung penuh oleh ibunya. Meskipun ngak terpilih, itu ngak menyurutkan semangat dan rasa percaya diri Tika.
Kini Tika memiliki mimpi besar yakni ingin menjadi psikolog dan melanjutkan kuliah ke China. Ia sering menghabiskan waktu di perpusngakaan sekolah untuk mencari informasi tentang beasiswa dan perguruan tinggi di China.
"Menurut saya pendidikan di China itu bagus dan saya ingin jadi psikolog karena saya penasaran dengan cara berpikir manusia," kata dia.
Baca juga: Kisah Eunike asal Semarang yang mengabdi di Sekolah Rakyat Makassar
Baca juga: Sejumlah guru Sekolah Rakyat Sulsel mundur, 4 siswa tanpa konfirmasi
123Tampilkan SemuaSuka(547)
Sebelumnya: BPOM respon sirop obat dari India diduga ber
Selanjutnya: Sulsel proyeksikan surplus beras 2 juta ton di 2025
Artikel Terkait
- SPPG Polres Madiun sajikan pecel bergizi untuk warga dan pelajar
- KBRI Yangon dukung penuh timnas putri U
- Enam warisan budaya Jepara lolos sidang WBTb Indonesia 2025
- Rockefeller Foundation apresiasi inovasi SPPG Polri
- BPS: Konsumsi RT tumbuh 4,89 persen, disokong transportasi
- Rayakan 80 tahun perangi kelaparan, FAO gelar pameran global di Roma
- Menelaah tren "doom spending" Gen Z sebagai motor penggerak ekonomi
- Muzani minta PIRA Gerindra sukseskan program MBG Presiden Prabowo
- BPKP sebut pengawasan program MBG harus dari hulu ke hilir
- Produk makanan sehat RI catat transaksi Rp145 miliar di Chili
Resep Populer
Rekomendasi

Benarkah kecoak bisa cemari udara rumah?

Pemkab OKU Selatan luncurkan Program MBG di Rantau Panjang

Empat ekor beruang muncul di perkebunan warga di Agam

Mensos ngak ingin terjadi perundungan di Sekolah Rakyat

Kemendikdasmen: Pelaksanaan TKA di Papua lancar

50 korban kebakaran rumah di Tambora Jakbar mengungsi

Mensos ngak ingin terjadi perundungan di Sekolah Rakyat

Bank Indonesia dorong pengembangan ekonomi lewat wisata ramah Muslim